Rabu, 10 November 2010

Mengedorkan Otot Pelit

Bencana di negeri kita bisa jadi tidak mungkin di hindari begitu saja dengan mudah, seperti yang kita ketahui Indonesia berada diatas struktur permukaan bumi yang relatif mudah bergerak atau 'batuk-batuk' ya bilang sajalah seperti pergeseran tanah, gempa dan aktivitas vulkanik dari gunung-gunung berapi. 

Sudah lebih dari beberapa minggu ini bencana yang melanda negeri ini, selalu membuat diri ini miris dan merangsang jiwa kerelawanan masing-masing individu bangkit untuk membantu sesama saudara tanah tumpah darah ini. Begitu juga dengan diri ini sesuai dengan kebiasaan sejak mahasiswa dulu selalu melakukan langkah cepat tanggap dengan berupa kepedulian awal mengumpulkan dana donasi atau sumbangan dari kaleng yang berguna menghimpun dana secepat mungkin setelah terjadinya bencana besar (seharusnya pra-bencana harus sudah dilakukan sihh). 

Dana donasi untuk korban bencana ini setidaknya bisa memberikan keringanan proses penanganan dampak bencana. Sumbangan-sumbangan tersebut sebenarnya bisa diberikan langsung ke pihak yang terkait atau dapat dijadikan sebagai dana operasioanal pegiriman relawan-relawan terlatih.

Merapi dan Mentawai akhirnya bisa lagi mengasah rasa kepedulian kita terhadap sesama, sekaligus dapat menjadi ajang penyadaran diri manusia Indonesia. 
Program Donasi Bencana Alam"Mengendorkan Otot Pelit"  kembali menjadi judul program yang saya  idekan kembali kepada adik-adik kelas kuliah supaya bisa merangsang rasa kepedulian mereka terhadapa sekitar yang mana dipandang pada saat ini mereka terlalu sibuk dengan aktivitas kuliah atau hura-hura mereka yang masih berstatus mahasiswa beban orang tua dikampung. 

Slogan tersebut sengaja dicetak/print diatas kertas putih lalu ditempel ke kaleng-kaleng bekas istilahnya "kencleng recehan". Lalu menugaskan junior-junior supaya melakukan aksi pengumpulan amal/dana minimal disekitar kelas atau kampus mereka.
Walaupun slogan tersebut sedikit aneh atau selengehan, mudah-mudahan menjadi ciri khas atau menjadi sindiran kuat kepada sekitar. 

Kesimpulannya banyak berbagai cara untuk menjadi seorang relawan, selain terjun langsung kelapangan.
Minimal sudakah kita benar-benar peduli pada sesuatu hal dengan yang sifatnya proaktif selain mengungkapkan rasa simpatik dan sedih dihati saja.

(image:blogs.glam.com)




0 komentar: